Hoax lagi mardani ali sera mengkalim bahwa yang pertama di asia tenggara melakukan pendakian gunung everst adalah prabowo.
Pernyataan Mardani itu ramai dibahas karena pada tahun 1997, orang yang mampu menaklukkan Everest adalah prajurit Kopassus bernama Asmujiono. Pendakian itu memang digagas oleh Prabowo yang ketika itu menjabat Danjen Kopassus.
Mardani kemudian mengklarifikasi soal pernyataannya. Dia mengatakan bahwa penakluk Everest adalah tim bentukan Prabowo yang diisi 23 orang.
Penaklukkan Everest oleh tim bentukan Prabowo, kata Mardani, terjadi pada 26 April 1997. Mardani mengaku sudah mengecek kebenaran informasi itu.
"Saya sudah cek dan itu memang saat Pak Prabowo, nanti dilihat di histori Google-nya aja. Prabowo dan... menaklukkan Everest. Danjen Kopassusnya Prabowo," ucap Mardani.
"Prabowo sudah membuktikan kualitasnya, 26 April 1997 ketika tidak ada seorang pun dari Asia Tenggara yang mampu menaklukkan Everest, Prabowo dan tim Kopassus-nya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia. Itu ciri khas kepemimpinan utama," ujar Mardani.
Lalu kenapa bisa ini menjadi Hoax?
karena pendaki puncak everest pertama dari indonesia adalah warga yogyakarta tahung 1996
Clara Sumarwati (53) warga Yogyakarta, menjadi orang pertama Indonesia yang menaklukkan puncak Everest di Pegunungan Himalaya. Dia menaklukkan gunung berselimut salju setinggi 8.850 mdpl tersebut pada tanggal 26 September 1996 silam.
"Tahun 1996 (berhasil ke puncak Everest)," kata Clara saat ditemui wartawan di kediamannya, di Kampung Minggiran, Kelurahan Suryodingratan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Jumat (12/10/2018).
Kegemaran Clara mendaki gunung bermula saat dia bergabung dengan Resimen Mahasiswa Jayakarta, batalion 11 Universitas Atma Jaya. Setelahnya dia kerap mendaki gunung bersama rekan-rekannya, hingga akhirnya dia berhasil ke puncak Everest.
"Sebelumnya saya ke Aconcagua (di Pegunungan Andes) bawa tim putri. Aconcagua berhasil, saya ke Everest bareng Kopasus. Saya ke Aconcagua tahun 1993," jelas alumnus SMA Taman Siswa Yogyakarta ini.
Atas prestasinya itu, Clara memberanikan diri mendatangi markas Kopasus di Cijantung sekitar tahun 1994. Dia ingin mendaki gunung bersama-sama angkatan darat, tanpa disangka permintaannya disambut dengan tangan terbuka.
Setelahnya Clara menjalani serangkaian tes di Persatuan Pendaki Gunung Angkatan Darat (PPGAD). Dia akhirnya dinyatakan lolos. Sejak itu dia mengikuti latihan ala militer bersama-sama anggota PPGAD, seperti lari, panjat tebing, dan latihan bernafas.
"Waktu itu saya latihan di (markas) Kopasus Cijantung," kenangnya.
Kemudian pada tahun 1994, Clara bersama lima rekan dari angkatan darat mencoba mendaki puncak Everest. Dalam pendakian pertema ini mereka mengambil jalur selatan di Pegunungan Himalaya tersebut. Namun usaha mereka belum membuahkan hasil.
"Di pendakian pertama ini hanya saya (yang sipil). Saya bagian koordinator teknis, enggak ketua, lainnya militer," jelasnya.
Meski gagal, namun pendakian pertama ini ternyata menjadi jalan bagi Clara untuk menaklukan Everest. Di pendakian pertama ini dia mulai kenal dengan pimpinan sherpa, Kaji Sherpa. Sherpa merupakan istilah pemandu pendaki hingga ke puncak.
"Terus saya ajak kerja sama dia (Kaji Sherpa) untuk pendakian tahun 1996," ujarnya.
Barulah pada pendakian Everest tahun 1996 Clara bersama seorang Sersan Kopasus bernama Basuki kembali melakukan pendakian. Kali ini, pendakian Clara ditemani oleh Kaji Sherpa dengan 12 pemandunya.
"Nah pendakian tahun 1996 ini berhasil lewat jalur utara. Pendakian ini sebenarnya berdua sama Sersan Basuki. Tapi hanya saya saja yang sampai puncak, ada lima guide yang jadi saksi," pungkas Clara.
Nama Clara Sumarwati pun diabadikan oleh Everest Summiteers Association. Dalam situs resmi mereka seperti dilihat detikTravel, nama Clara Sumarwati tercatat melakukan Summit Day pada 26 September 1996. Rutenya adalah North Col - North Ridge - North Face.
untuk prabowo sandi mari kita ciptakan indonesia yang damai bukan menghalalkan segala cara untuk menang apalagi dengan berita hoax. #2019memilihpresiden